Para anggota DPRD Kota Tangerang hasil Pemilu Legislatif 2024 resmi dilantik. Salah satu yang mencuri perhatian adalah politisi muda dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Afdan Nanung.
Afdan, yang maju dari daerah pemilihan (dapil) 1 dengan nomor urut 1, berhasil lolos dan meraih kursi legislatif setelah melalui persaingan ketat. Lulusan Universitas Bung Karno (UBK) ini juga dipercaya menjadi Ketua Fraksi PKB di DPRD Kota Tangerang.
Dalam keterangannya, Afdan menegaskan komitmennya untuk menjalankan amanah rakyat dan mewujudkan janji-janji politik yang telah ia sampaikan selama masa kampanye.
“Sebagai wakil rakyat, saya berkomitmen menunaikan janji politik saya saat kampanye waktu lalu. Saya juga ingin menyerap semua aspirasi masyarakat kota Tangerang dan membawanya dalam rapat di DPRD,” tegas Afdan.
Pada Pemilu Legislatif 2024 ini, PKB berhasil mengamankan lima kursi di DPRD Kota Tangerang.
Ketegangan Internal PKB: Garda Bangsa vs Banom NU
Di sisi lain, ketegangan internal sedang melanda Partai Kebangkitan Bangsa. Konflik mencuat pasca-seruan konfrontasi yang disuarakan Garda Bangsa PKB menyikapi isu Muktamar PKB tandingan. Seruan tersebut langsung mendapat respons serius dari dua badan otonom Nahdlatul Ulama (NU), yakni Banser dan Pagar Nusa.
Meski siap menghadapi segala kemungkinan, Banser dan Pagar Nusa memilih untuk terlebih dahulu melakukan klarifikasi atau tabayun sebelum mengambil langkah lebih jauh. Hal ini disampaikan oleh Nabil, salah satu tokoh dari Banser.
“Kita borong,” tegas Nabil, sambil menegaskan kesiapan Banser dan Pagar Nusa.
“Tinggal Garda Bangsa tentukan tempat di mana dan waktunya,” lanjutnya.
Namun demikian, Nabil menekankan bahwa langkah selanjutnya akan dikonsultasikan terlebih dahulu ke PBNU demi mendapat arahan yang tepat.
“Kita satu komando,” ujarnya.
Senada, Kepala Satkornas Banser, Syafiq Syauqi, mempertanyakan maksud dari pernyataan keras yang dilontarkan Garda Bangsa. Ia berharap tidak ada pernyataan yang membingungkan dan menyesatkan publik.
“Tapi kami tidak mau gegabah,” cetus Syafiq. Ia menambahkan bahwa Banser dan Pagar Nusa akan menemui Ketua Umum Garda Bangsa, Tommy Kurniawan, untuk memahami duduk persoalannya.
“Biar kami paham duduk perkaranya, konteksnya bagaimana,” ucapnya.
Syafiq menduga pernyataan keras itu muncul akibat konflik internal di tubuh PKB. Ia menegaskan bahwa organisasi otonom NU seperti Ansor tidak sepatutnya ditarik dalam dinamika politik partai.
“Ansor ini ormas, tidak terlibat politik praktis,” tegasnya. Ia menyarankan agar konflik internal tersebut menjadi bahan introspeksi bagi PKB, khususnya di bawah kepemimpinan Cak Imin.
Menurut Syafiq, PBNU memiliki wewenang untuk menentukan arah gerak organisasi di tengah konflik, dan semua bentuk penolakan terhadap keputusan ulama harus dipandang sebagai penolakan terhadap hak mereka.
Ia juga menegaskan bahwa para anggota Ansor harus tetap mematuhi komando dan bertindak disiplin dalam situasi apa pun.
Tommy Kurniawan Siap Ambil Sikap Tegas
Sementara itu, Ketua Umum Garda Bangsa PKB, Tommy Kurniawan, secara terbuka menyatakan siap membubarkan Muktamar PKB tandingan yang direncanakan digelar pada 2-3 September 2024 di Jakarta.
“Jadi, kalau memang skenarionya adalah perang maka kita siap,” cetus Tommy.
Ia menyebutkan bahwa kader Garda Bangsa di seluruh Indonesia telah bersiap menunggu komando.
“Kalau sudah harus perang maka kita perang, kita siap melawan,” tegasnya.
Sebelumnya, PKB telah menggelar Muktamar di Bali pada 24-25 Agustus 2024, dengan hasil penetapan kembali Cak Imin sebagai ketua umum secara aklamasi.
Namun, ketegangan antara NU dan PKB terus meningkat seiring dengan dinamika politik internal dan isu-isu sensitif yang mengemuka, termasuk pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Haji yang diinisiasi oleh Cak Imin dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua DPR.
Artikel Lain :
Kenapa Seorang Organisatoris Harus Bisa Stay Objective?
BEM Unitomo Singgung Ketum Golkar Dihadapan Mahasiswa Baru
Penulis : Topan Bagaskara
Editor : Redaktur