Infrastruktur Buruk, Sayur Tak Sampai

| PENAMARA . ID

Sabtu, 12 April 2025 - 08:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon copy

URL berhasil dicopy

Aktivitas penanaman sayur | Sumber: Antara Banten

Aktivitas penanaman sayur | Sumber: Antara Banten

Para petani sayur di Ciomas menghadapi berbagai hambatan dalam mendistribusikan hasil panen mereka. Salah satu kendala utama yang masih mereka hadapi hingga saat ini yaitu buruknya infrastruktur jalan menuju pusat distributor sayur mereka. Menurut seorang petani bernama Surahman [nama disamarkan], kondisi ini membuat proses pengiriman akan lebih lama dari biasanya dan meningkatkan risiko kerusakan pada sayur-sayur tersebut.

Hal tersebut, juga didukung oleh pernyataan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Petanian (DKPP) Kabupaten Serang yang dilansir melalui  Banten.Times.co.id yang mana beliau menyatakan bahwa daerah-daerah pertanian di Ciomas berada di daerah pegunungan atau perbukitan yang menyebabkan sulitnya akses menuju tempat tersebut.

Selain infrastruktur, Surahman juga menyebutkan bahwa cuaca ekstrem juga menjadi hambatan bagi mereka para petani yang ada di Ciomas, Kabupaten Serang. Hujan dengan intensitas yang tinggi dan terjadi dalam jangka waktu yang lama seringkali menyebabkan genangan air di lahan pertanian mereka yang dapat menyebabkan pembusukan akar atau munculnya serangga penyakit tanaman seperti tikus walang dan tungro atau lembing.

Sebaliknya, pada saat musim kemarau yang berkepanjangan maka akan dapat menyebabkan kekeringan yang membuat tanaman menjadi layu dan tidak tumbuh secara sempurna. Perubahan cuaca yang tidak menentu tersebut pastinya dapat membuat para petani kesulitan untuk menentukan waktu tanam dan panen yang tepat, hal tersebut itulah yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas dan kuanititas hasil panen para petani yang ada di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang.

Sementara itu, ada hambatan lain yang dihadapi para petani di Kecamatan Ciomas terkait  harga jual sayuran dari petani ke distributor yang bermacam-macam tergantung dengan jenis-jenis sayuran, musim dan juga kondisi pasar. Saat panen melimpah, harga sayuran seperti sawi, kangkung atau bayam hanya berada pada rentang harga Rp 2.000 hingga Rp 5.000 per kilogram, berbeda sekali dengan harga yang sudah diterapkan distributor ke konsumen.

Segala hambatan yang dihadapi petani sayur di Ciomas, Kabupaten Serang mencerminkan beberapa permasalahan yang memang cukup mendasar dalam sektor pertanian di Indonesia. Infrastruktur yang buruk serta cuaca ekstrem hingga ketidakstabilan harga menjadi sebuah kombinasi masalah yang mempersulit petani dalam meningkatkan kesejahteraan diri mereka sendiri.

Seperti kendala pada infrastruktur tadi yang jelas berdampak pada pendistribusian hasil panen, menyebabkan keterlambatan pengiriman dan meningkatkan risiko kerusakan pada sayuran. Akibat hal ini, petani akan merugi karena harus menjual hasil panennya dengan harga yang lebih rendah atau murah karena produknya yang tidak bisa dijual dengan kondisi yang layak. Kendala akibat perubahan iklim juga menunjukkan perlu adanya solusi jangka panjang, seperti penggunaan teknologi pada pertanian yang lebih adaptif terhadap cuaca yang ada.

Pemerintah terkait perlu memberikan pendampingan kepada para petani dalam mengahadapi cuaca ekstrem, misalnya dengan cara mereka memberikan bibit yang tahan dengan perubahan cuaca di daerah Ciomas tersebut. Harga jual yang rendah di tingkat petani dibandingkan dengan harga di tingkat distributor juga menunjukkan perlunya peraturan atau regulasi agar lebih adil dalam pendistribusian.

Secara keseluruhan, segala kendala yang dihadapi petani di Ciomas bukan hanya tanggung jawab mereka sendiri, tetapi juga sangat dibutuhkannya dukungan dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.  Para petani yang ada di daerah Kabupaten Ciomas juga  berharap akan adanya perbaikan infrastruktur jalan dan juga dukungan dari pemerintah setempat terhadap sektor pertanian yang mereka geluti dapat berkembang lebih baik agar mereka dapat meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan bagi diri mereka sendiri.

Negara yang memang ingin mandiri secara pangan tidak bisa membiarkan para petani ini berjalan sendirian tanpa adanya bantuan dari pemerintah setempat. Maka, sudah saatnya pembangunan itu tidak hanya difokuskan pada kota dan sektor industri saja, melainkan juga memperhatikan kondisi yang ada di desa serta sektor pertanian sebagai pondasi ketahanan ekonomi bangsa ini. Para petani, seperti yang ada di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, Banten sesungguhnya merupakan pahlawan pangan yang layak untuk mendapatkan perhatian, perlindungan, serta mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik lagi dari bangsa ini.


Artikel Lain : Reforma Agraria dan Proyek Strategis Nasional

Penulis : Yuan Suksesa

Editor : Alda

Berita Terkait

Agama, Kuasa, dan Tubuh yang Dibungkam; Menelisik Kekerasan Seksual di Pesantren
Ketika Intoleransi menjadi Beban Tambahan bagi Perempuan
Perempuan, 1965, dan Luka yang Membekas
Mengenal Diri atau Sekadar Membuat Cerita?
Kemiskinan; Antara Sistem, Budaya, dan Prasangka Sosial
Islam, Zaman, dan Tantangan Berpikir: Bung Karno Menjawab Stagnasi Umat
Moralitas Antargenerasi: Menjaga Masa Depan yang Belum Hadir
Resensi Buku: Seni Mencintai – Erich Fromm
Berita ini 53 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 11:11 WIB

Agama, Kuasa, dan Tubuh yang Dibungkam; Menelisik Kekerasan Seksual di Pesantren

Senin, 6 Oktober 2025 - 01:33 WIB

Ketika Intoleransi menjadi Beban Tambahan bagi Perempuan

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 14:47 WIB

Perempuan, 1965, dan Luka yang Membekas

Minggu, 28 September 2025 - 14:12 WIB

Mengenal Diri atau Sekadar Membuat Cerita?

Rabu, 13 Agustus 2025 - 13:37 WIB

Kemiskinan; Antara Sistem, Budaya, dan Prasangka Sosial

Berita Terbaru