Langit sore di Taman Gajah Tunggal tampak teduh ketika ratusan pemuda tegap menyanyikan lagu kebangsaan. Suara mereka menggema di antara pepohonan, menandai dimulainya Refleksi Sumpah Pemuda 2025 yang digelar oleh Pemuda Muhammadiyah Kota Tangerang, Selasa (28/10/2025).

Kegiatan yang dihadiri ratusan kader, simpatisan, dan mahasiswa Muhammadiyah ini menjadi ajang perenungan sekaligus peneguhan peran pemuda di tengah arus zaman digital. Turut hadir jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Tangerang, antara lain Wakil Wali Kota Maryono Hasan, Ketua DPRD Kota Tangerang Rusdi Alam, dan Kapolres Metro Tangerang Kota.
Dalam orasi kebangsaannya, Wakil Wali Kota Tangerang Maryono Hasan mengajak para pemuda meneladani semangat persatuan para pendahulu bangsa.
“Belum ada pesawat, belum ada handphone, belum ada media sosial. Tapi mereka bisa bersatu menyatakan diri sebagai Putra dan Putri Indonesia,” ujarnya.
Maryono menegaskan, semangat persatuan itu harus tetap menyala di tengah keberagaman suku, agama, dan bahasa. Ia menilai generasi muda hari ini bukan hanya pewaris, tetapi juga penggerak pembangunan daerah.
“Muhammadiyah selalu menjadi rumah bersama, tempat orang-orang dari latar belakang berbeda bersatu untuk kemajuan bangsa,” katanya.
Pemerintah, kata Maryono, membuka diri terhadap masukan dan kritik dari kalangan muda sebagai bagian dari dinamika demokrasi. “Masukan dan kritik dari pemuda adalah bagian dari semangat membangun. Semua demi kemajuan Kota Tangerang,” ujarnya.
Kepada wartawan, Maryono menilai refleksi Sumpah Pemuda ini menjadi momentum menumbuhkan kembali kesadaran kebangsaan. Ia berkomitmen memperluas ruang kolaborasi dengan generasi muda melalui berbagai fasilitas publik.
“Kota Tangerang punya banyak taman dan ruang terbuka. Tinggal bagaimana kita menjaganya dan memanfaatkannya. Ke depan, fasilitas itu akan terus kami tambah,” ucapnya.
Ketua panitia Ega Lazuardi mengatakan kegiatan tahun ini dikemas lebih terbuka dan merakyat. Refleksi tak lagi digelar di ruang tertutup, melainkan di taman kota agar lebih inklusif dan dekat dengan publik.
“Kami ingin menunjukkan bahwa taman kota bukan hanya tempat bersantai, tapi juga ruang ekspresi dan kebersamaan pemuda,” ujar Ega.
Selain orasi kebangsaan, kegiatan juga diisi aksi sosial berbagi makanan untuk pengemudi ojek online dan petugas kebersihan di sekitar kampus UMT. Panitia turut memberikan penghargaan kepada sejumlah pihak yang mendukung kegiatan kepemudaan, antara lain Forkopimda, PDAM Tirta Benteng, Kantor Imigrasi, dan DPRD Kota Tangerang.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi tradisi tahunan yang memperkuat kolaborasi antara pemuda dan pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Desri Arwen menegaskan bahwa Sumpah Pemuda ke-97 harus dimaknai sebagai momentum bagi generasi muda untuk bersikap konstruktif di tengah era disrupsi.
“Pemuda hari ini harus positif, proaktif, konstruktif, dan solutif bagi bangsa,” ujarnya.
Desri juga mengingatkan bahaya disinformasi dan polarisasi sosial yang dapat mengikis solidaritas kebangsaan.
“Banyak gangguan dari luar dan dalam — pecah belah, hoaks, adu domba. Semua itu harus dilawan dengan solidaritas dan pikiran jernih,” tegasnya.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama. Di bawah cahaya lampu taman yang mulai menyala, para peserta larut menyanyikan lagu Satu Nusa, Satu Bangsa. Nyanyian itu menjadi penegas bahwa semangat Sumpah Pemuda tak pernah padam di hati anak muda Kota Tangerang.
Penulis : Pujiawan
Editor : Redaktur






